Karena Sisir Tanah, sejauh hasil
riset saya di internet, belum merilis satupun album, maka jelas bahwa tulisan
ini tidak dibikin sebagai reviu rilisan musik. Saya mendengar Sisir Tanah murni
dari laman Soundcloud mereka,[1] serta
beberapa video di Youtube. Sisir Tanah pun belum saya ketahui lama, baru sejak
satu minggu yang lalu. Kala itu, saya sedang iseng memilih-milih video di
Youtube, kemudian menemukan Lagu Hidup, lagu Sisir Tanah pertama yang saya
dengar. Musiknya minimalis. Namun, dari petikan gitar dan vokal Bagus Dwi Danto
yang sabar seperti ayoman orang tua, serta liriknya yang kuat tetapi sederhana,
saya langsung tergerak untuk mengulik lebih dalam dan mendengar lebih banyak
lagu Sisir Tanah.
Ada kesan berbeda tapi menyenangkan ketika mendengar lagu-lagu Sisir Tanah; kesan itu seperti benih kecil yang jatuh di sudut hatimu, pelan-pelan ia tumbuh dan berdaun rimbun, menghasilkan udara segar untuk hatimu hirup. Sama seperti Dialog Dini Hari, Sisir Tanah menawarkan musik bagus yang dapat menjadi obat bagi pendengarnya. Lirik-liriknya manis namun membuat tegar. Sebab saya yakin Sisir Tanah tak ingin jadi guru yang menggurui dengan lagu-lagunya, maka cerita tentang lagu-lagu Sisir Tanah ini sepenuhnya berasal dari penalaran dan interpretasi saya sendiri. Meski terdapat perbedaan antara apa yang Sisir Tanah benar-benar maksud dalam lagu-lagunya dengan apa yang saya interpretasikan, hal demikian taklah menjadi masalah. Saya memilih untuk membiarkan makna berkembang biak, agar menjadi makna yang disesuaikan dengan cara pikir dan alas kaki pencari maknanya. Meminjam sepotong larik dari Lagu Cinta, harum cinta pasti menyebar, maka seperti cinta, harum makna juga selayaknya menyebar.